Bongkar Fakta Buzzer di Media Sosial: Komentar Palsu, Influencer Dadakan, hingga Dampaknya pada Kita
Artikel ini mengulas fenomena buzzer di media sosial—mulai dari sejarah, cara kerja, jasa komentar dan like berbayar di Instagram dan TikTok, hingga dampaknya bagi masyarakat. Disajikan dengan bahasa sederhana agar pembaca lebih paham bahwa tidak semua yang viral itu nyata, dan pentingnya bersikap cerdas serta bijak dalam bermedia sosial.
LITERASI DIGITAL
Novita
9/3/20253 min read


Pendahuluan
Media sosial kini menjadi ruang publik terbesar di dunia digital. Di sana, sebuah postingan bisa viral hanya dalam hitungan menit, produk UMKM bisa dikenal luas, bahkan opini politik bisa terbentuk begitu cepat. Namun, di balik gemerlap itu, ada “mesin” yang kerap bekerja diam-diam: buzzer.
Buzzer bukan sekadar istilah populer, melainkan fenomena nyata yang berkembang pesat. Mereka bisa membantu, tapi juga berpotensi menyesatkan. Artikel ini mengajak kita mengenali buzzer secara lebih mendalam, agar masyarakat lebih cerdas dan bijak menyikapi dunia digital.
Fenomena Global
Indonesia bukan satu-satunya negara yang menghadapi fenomena buzzer.
China sudah lama mengenal “Internet Water Army”, ribuan orang dibayar untuk mengisi komentar, mempromosikan produk, atau menyerang lawan politik.
Studi internasional menemukan bahwa review palsu merugikan konsumen global hingga USD 152 miliar per tahun.
Di Australia, bisnis kecil dilaporkan kehilangan sekitar $95 juta per tahun akibat scam media sosial dan fake review.
Sejarah dan Perkembangan
Awalnya, istilah “buzz marketing” digunakan dalam dunia pemasaran untuk menciptakan hype pada produk.
Di Indonesia, istilah buzzer mulai populer sejak Pilkada DKI 2012, ketika media sosial dipakai intensif untuk kampanye politik.
Kini, buzzer bukan hanya soal politik. Mereka hadir di hampir semua platform digital—dari Instagram, TikTok, YouTube, hingga marketplace—untuk berbagai tujuan, mulai dari bisnis kecil hingga kepentingan besar.
Apa Itu Buzzer?
Secara sederhana, buzzer adalah akun atau jaringan akun yang dipakai untuk menggiring opini, menaikkan popularitas, atau membuat sesuatu terlihat ramai dan viral.
Bentuk buzzer bisa bermacam-macam:
Akun baru yang sengaja dibuat untuk promosi atau komentar.
Akun lama yang tidak terpakai lalu dijual dan dioperasikan kembali.
Bot otomatis, yaitu akun yang dijalankan mesin tanpa manusia.
Akun dengan foto profil palsu, bahkan wajah hasil teknologi AI.
Layanan Komentar & Like Berbayar
Paket komentar custom bisa dijual hingga jutaan rupiah per seribu komentar.
Namun, ada juga tawaran murah: hanya seribu rupiah per komentar atau paket kecil untuk beberapa interaksi.
Komentarnya biasanya generik, misalnya: “Mantap banget produknya!”, “Rekomen 100%”, atau “Wah cocok banget buat aku.”
TikTok
Ribuan like bisa dibeli mulai dari Rp5.000–Rp25.000 per 1.000 interaksi.
Komentar kustom lebih mahal, tapi tersedia bagi yang ingin tampil lebih “meyakinkan”.
Marketplace & Review
Ada jasa memberi rating bintang 5 di marketplace atau review positif di Google Maps.
Risikonya: review bisa dihapus, akun bisa diblokir, dan reputasi bisnis jatuh jika ketahuan palsu.
Dampak Buzzer
Dampak Positif
Membantu UMKM atau kreator baru agar cepat dikenal.
Menciptakan hype awal untuk produk atau acara.
Biaya relatif murah dibanding iklan resmi.
Dampak Negatif
Manipulasi opini publik: seolah-olah banyak orang mendukung padahal tidak.
Penyebaran hoaks: buzzer bisa membuat berita palsu cepat viral.
Reputasi bisnis hancur: konsumen tidak suka jika tahu review palsu.
Erosi kepercayaan: masyarakat sulit membedakan mana interaksi asli dan palsu.
Ciri-Ciri Komentar Buzzer
Agar tidak mudah tertipu, perhatikan tanda-tanda berikut:
Template berulang: komentar sama muncul di banyak akun.
Generik: bisa ditempel di postingan apa saja.
Berlebihan & seragam: gaya bahasa mirip, berlebihan, atau terlalu formal.
Lonjakan mendadak: engagement naik drastis tanpa alasan jelas.
Minim interaksi: akun jarang membalas pertanyaan nyata.
Akun Lama & Foto Profil Palsu
Buzzer tidak selalu pakai akun baru. Banyak yang menggunakan:
Akun lama (dorman) yang lebih dipercaya algoritma dan terlihat natural.
Foto profil palsu, baik hasil curian di internet maupun wajah AI. Menariknya, penelitian menunjukkan wajah buatan AI kadang lebih dipercaya ketimbang wajah asli—padahal palsu.
Influencer Dadakan: Viral Asli atau Buatan?
Kita sering melihat akun biasa mendadak viral jadi “influencer dadakan”. Fenomenanya bisa dua sisi:
Organik: konten kreatif, lucu, atau menyentuh emosi publik.
Buatan: dibantu buzzer dengan komentar dan like berbayar agar cepat trending.
👉 Artinya, tidak semua yang viral benar-benar otentik. Masyarakat perlu kritis: viral belum tentu benar, populer belum tentu berkualitas.
Cara Bijak Menyikapi
Jangan terjebak angka. Like dan komentar banyak belum tentu asli.
Cek pola komentar. Apakah repetitif atau generik?
Utamakan literasi digital. Cari sumber terpercaya sebelum percaya.
Gunakan fitur report. Laporkan spam atau review palsu.
Bangun interaksi organik. Untuk bisnis, engagement nyata lebih berharga daripada komentar palsu.
FAQ
Apakah semua akun ramai itu buzzer?
Tidak. Ada yang populer secara organik, ada juga yang dibantu buzzer.
Apakah membeli komentar/like ilegal?
Tidak sepenuhnya, tapi melanggar aturan platform. Risiko: komentar dihapus, akun ditangguhkan, reputasi jatuh.
Apa bedanya buzzer dengan influencer?
Influencer punya audiens nyata dan kredibilitas. Buzzer bekerja instan dengan akun palsu atau bot.
Siapa biasanya para buzzer?
Banyak berasal dari pekerja digital lepas, anak muda, atau agensi informal—bagian dari “ekonomi digital bayangan.”
Penutup
Buzzer adalah cermin wajah media sosial zaman sekarang: bisa membantu, tapi juga bisa menyesatkan. Dengan mengenali ciri-ciri buzzer dan memahami fenomena ini, kita bisa lebih cerdas, kritis, dan bijak dalam bermedia sosial.
Ingat: tidak semua yang viral itu nyata, dan tidak semua yang terlihat ramai berarti didukung banyak orang.
Sumber Referensi
ABC Australia – Social media scams cost small businesses
Berita dan artikel dengan perspektif inklusif.
Komunitas
Info Terkini
redaksi@tapisdigital.id
+62 895-1440-2290
© 2025. All rights reserved.
