Mighrul Lampung Bersatu Kukuhkan Pengurus 15 Kabupaten/Kota, Gubernur Mirza Tekankan Peran Perempuan sebagai Penjaga Budaya
“Mighrul Lampung Bersatu resmi kukuhkan pengurus di 15 kabupaten/kota se-Lampung. Acara yang dihadiri Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dan tokoh masyarakat ini menegaskan peran perempuan Lampung sebagai penjaga martabat, adat, dan budaya yang menjadi kekuatan masyarakat Lampung hingga kini.”
LAMPUNGBERITAAKTIVITASBUDAYA
Novita Ria (Menak Pengatur)
9/8/20252 min read


Lampung — Organisasi Mighrul Lampung Bersatu (MLB) resmi mengukuhkan pengurus di 15 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. Acara yang berlangsung hangat itu dihadiri Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal (Mirza), Ketua TP PKK Provinsi Lampung, Ketua DPRD Lampung beserta istri, sejumlah tokoh masyarakat, serta perwakilan Mighrul dari seluruh kabupaten/kota.
Mighrul: Wadah Silaturahmi dan Pelestarian Budaya
Pengukuhan dilakukan oleh Ketua DPP MLB, Dwita Ria Gunadi (gelar Ibuan Migo). Dalam sambutannya, Ibuan Migo menegaskan bahwa Mighrul bukan sekadar organisasi —melainkan ruang silaturahmi perempuan Lampung sekaligus penjaga tradisi dan budaya lokal. Ia menyampaikan bahwa kepengurusan MLB telah terbentuk di 15 kabupaten/kota dan berharap organisasi ini mampu mengokohkan kembali praktik-praktik adat yang mulai pudar.
Gubernur Mirza: Perempuan Lampung sebagai Penjaga Martabat dan Budaya
Dalam sambutannya, Gubernur Mirza menyorot peran luar biasa perempuan Lampung. Ia menyampaikan bahwa perempuan adalah penjaga martabat keluarga, garis keturunan, dan nilai-nilai karakter yang menjadikan budaya Lampung tetap hidup. Menurut Mirza, budaya Lampung bertahan ratusan tahun karena peran aktif perempuan — termasuk melalui organisasi seperti Mighrul.
“Kehormatan seorang perempuan Lampung terlihat ketika ia memasuki keluarga, menjalankan fungsinya sebagai wanita, pendidik, dan penerus karakter keluarga.” — Rahmat Mirzani Djausal
Mirza juga menggarisbawahi bahwa keberhasilan program transmigrasi yang pernah dijalankan di Lampung sebagian berkat kemampuan masyarakat adat menerima dan hidup berdampingan. Nilai gotong-royong dan keterbukaan itu, kata Mirza, tetap terjaga berkat peran perempuan Lampung. Ia menutup sambutannya dengan ajakan agar budaya Lampung lebih banyak dieksplorasi dan diangkat sebagai potensi wisata budaya.
Suara Pengurus dan Tokoh Masyarakat
Evaria (glr Gusti Sanjungan), salah satu pengurus dari Kota Bandar Lampung, mengungkapkan alasan bergabung: mempererat silaturahmi antar-Mighrul dan bersama-sama melestarikan budaya Lampung.
“Saya senang dan bangga ikut pengukuhan ini. Harapannya Mighrul Bandar Lampung bisa kompak dan bersatu,” kata Evaria.
Salah satu tokoh perempuan yang hadir Irene Fransisca Giri (Ratu Pujian) menilai MLB berperan penting mengingatkan kembali tradisi yang mulai dilupakan. Ia berharap kelompok muda Mighrul (Mighrul Mudo) aktif menghidupkan kembali tradisi seperti kebiasaan saling memanggil dengan sapaan adok dan membiasakan penggunaan bahasa Lampung di lingkungan keluarga dan komunitas.
Harapan dan Langkah ke Depan
Dengan terbentuknya kepengurusan di 15 kabupaten/kota, harapan terbesar adalah Mighrul menjadi penggerak pelestarian budaya sekaligus penghubung lintas wilayah untuk program-program pendidikan budaya, pelatihan ketrampilan tradisional, dan program wisata budaya Lampung. Semangat gotong-royong dan peran perempuan yang diangkat Gubernur Mirza menjadi modal penting untuk menjaga identitas Lampung di era modern.
Artikel Terkait
Berita dan artikel dengan perspektif inklusif.
Komunitas
Info Terkini
redaksi@tapisdigital.id
+62 895-1440-2290
© 2025. All rights reserved.
