Palestina dan Al-Quds dalam Al-Qur’an dan Hadist

Artikel ini mengulas kedudukan Palestina dan Al-Quds (Masjid Al-Aqsa) dalam pandangan Islam, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah ﷺ. Sebuah renungan tentang tanah suci yang diberkahi, simbol keteguhan iman, dan pusat sejarah spiritual umat manusia sejak para nabi.

DUNIA ISLAMRELIGI

Tim Redaksi

10/4/20256 min read

Palestina bukan sekadar wilayah di peta, melainkan pusat sejarah dan spiritualitas yang telah disebut dalam kitab suci. Di tanah itulah banyak nabi diutus, dan dari sanalah cahaya wahyu pernah terpancar ke seluruh penjuru dunia. Al-Quds — yang kini dikenal dengan nama Yerusalem — memiliki kedudukan agung dalam Islam, menjadi saksi perjalanan para rasul dan tempat disyariatkannya shalat bagi umat terdahulu.

Bagi umat Islam, hubungan dengan Al-Quds bukan hanya urusan politik atau batas wilayah, melainkan bagian dari iman. Ia adalah simbol tauhid, perjuangan, dan keteguhan menghadapi kezhaliman. Dari Al-Qur’an hingga hadis Nabi ﷺ, banyak sekali petunjuk yang mengajarkan kemuliaan tanah ini serta tanggung jawab moral umat Islam untuk menjaganya.

Palestina dan Al-Quds dalam Al-Qur’an

Allah ﷻ banyak menyebut tanah Palestina dan Al-Quds dalam ayat-ayat Al-Qur’an, menunjukkan kesucian, keberkahan, dan keutamaannya. Berikut beberapa ayat yang menjelaskan hal itu:

1. Peristiwa Isra’ Mi’raj

Allah berfirman:

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra’: 1)

Ayat ini menegaskan hubungan spiritual langsung antara Makkah dan Al-Quds. Jarak yang jauh antara Masjidil Haram dengan Masjid Al-Aqsha membuat masjid itu disebut “al-Aqsha” (yang jauh).

2. Ujian terhadap Bani Israil

Allah berfirman:

"Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan berlaku angkuh dengan kesombongan yang besar." (QS. Al-Isra’: 4)

Menurut sebagian ulama tafsir seperti Imam Asy-Syaukani, ayat ini merujuk pada bumi Syam dan Baitul Maqdis.

3. Perintah Memasuki Tanah Suci

Allah berfirman:

"Hai kaumku, masuklah kamu ke Tanah Suci yang telah Allah tentukan bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang, nanti kamu menjadi orang-orang yang merugi." (QS. Al-Maidah: 21)

Ibnu Abbas dan Zaid bin Aslam meriwayatkan bahwa yang dimaksud dengan tanah suci adalah wilayah sekitar Palestina, Damaskus, dan Yordania.

4. Tanah yang Diberkahi

Allah berfirman:

"Dan Kami wariskan kepada kaum yang telah ditindas itu negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya, yang telah Kami berkahi." (QS. Al-A’raf: 137)

Menurut Hasan Al-Bashri, maksud ayat ini adalah negeri Syam (termasuk Palestina).

5. Tempat Hijrah Para Nabi

Allah berfirman:

"Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk sekalian manusia." (QS. Al-Anbiya: 71)

Ibnu Abbas menafsirkan bahwa negeri yang diberkahi itu adalah tanah Syam dan Palestina.

6. Kekuasaan Nabi Sulaiman

Allah berfirman:

"Dan untuk Sulaiman (Kami tundukkan) angin yang sangat kencang bertiup dengan perintahnya ke negeri yang telah Kami berkahi." (QS. Al-Anbiya: 81)

Menurut sebagian mufasir, negeri yang diberkahi itu adalah bumi Syam.

7. Tanah Warisan Orang Shalih

Allah berfirman:

"Dan sesungguhnya telah Kami tulis dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih." (QS. Al-Anbiya: 105)

Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini dengan menyebut bahwa tanah yang dimaksud adalah Syam dan Palestina.

8. Pohon Zaitun yang Diberkahi

Allah berfirman:

"Dan (Kami tumbuhkan) pohon yang keluar dari bukit Sinai, yang menghasilkan minyak dan makanan bagi orang-orang yang makan." (QS. Al-Mu’minun: 20)

Sebagian mufasir menyebut bahwa yang dimaksud adalah tanah Palestina, yang terkenal dengan pohon zaitunnya.

9. Tempat Maryam dan Isa ‘alaihimassalam

Allah berfirman:

"Dan Kami jadikan Ibnu Maryam beserta ibunya sebagai tanda (kekuasaan Kami), dan Kami tempatkan keduanya di dataran tinggi yang tenang lagi banyak sumber air." (QS. Al-Mu’minun: 50)

Menurut para mufasir, tempat itu adalah Baitul Maqdis.

10. Tanah Peristiwa Kelahiran Isa

Allah berfirman:

"Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh." (QS. Maryam: 22)

Ibnu Abbas menjelaskan bahwa “tempat yang jauh” itu adalah sekitar Baitul Lahm (Bethlehem), dekat Baitul Maqdis.

11. Tanah Tin dan Zaitun

Allah berfirman:

"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi gunung Sinai, dan demi kota (Makkah) yang aman ini." (QS. At-Tin: 1–3)

Kebanyakan ulama tafsir menyebut bahwa yang dimaksud dengan “tin dan zaitun” adalah tanah Syam dan Palestina.

12. Perintah Masuk ke Kota yang Diberkahi

Allah berfirman:

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman: ‘Masuklah ke kota ini, lalu makanlah dengan nikmat berbagai makanan yang ada di dalamnya sesuka hatimu, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: ‘Bebaskanlah kami dari dosa’, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak akan Kami tambahkan (pahala) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Al-Baqarah: 58)

Mayoritas ulama menafsirkan bahwa kota yang dimaksud adalah Baitul Maqdis.

13. Ujian Kaum Thalut

Allah berfirman:

"Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: ‘Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka barangsiapa meminumnya, bukanlah ia pengikutku; dan barangsiapa tidak meminumnya, maka sesungguhnya ia adalah pengikutku, kecuali orang yang hanya menceduk segenggam tangan.’" (QS. Al-Baqarah: 249)

Menurut Ibnu Abbas, sungai yang dimaksud adalah Sungai Yordan, yang mengalir di wilayah Palestina.

14. Kisah Nabi Sulaiman dan Semut

Allah berfirman:

"Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari’." (QS. An-Naml: 18)

Sebagian ulama tafsir menyebut bahwa lembah semut itu berada di sekitar Gaza, Palestina.

Palestina dan Al-Quds dalam Sunnah Nabi

Hadis-hadis Nabi Muhammad ﷺ menegaskan posisi Palestina dan Al-Quds sebagai tanah suci ketiga umat Islam setelah Makkah dan Madinah. Berikut beberapa riwayat penting:

1. Keutamaan Masjid Al-Aqsha

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Janganlah seseorang melakukan perjalanan (ibadah) kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul (di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha."

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa Al-Aqsha adalah masjid ketiga paling mulia di dunia Islam, dan menjadi tujuan perjalanan ibadah setelah Makkah dan Madinah.

2. Masjid Kedua yang Dibangun di Muka Bumi

Dari Abu Dzar Al-Ghifari ra, ia berkata:

"Aku bertanya: ‘Ya Rasulullah, masjid apa yang pertama kali dibangun di muka bumi?’ Beliau menjawab: ‘Masjidil Haram.’ Aku bertanya lagi: ‘Lalu apa setelahnya?’ Beliau menjawab: ‘Masjid Al-Aqsha.’ Aku bertanya: ‘Berapa lama jarak antara keduanya?’ Beliau menjawab: ‘Empat puluh tahun.’"

(HR. Muslim)

Ini menunjukkan bahwa Masjid Al-Aqsha termasuk masjid tertua, sejak zaman para nabi sebelum Rasulullah ﷺ.

3. Al-Aqsha sebagai Qiblat Pertama

Dari Al-Bara’ bin ‘Azib ra, ia berkata:

"Rasulullah ﷺ shalat menghadap Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Beliau sangat ingin agar Allah memalingkannya ke Ka’bah. Lalu Allah menurunkan ayat: ‘Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram…’ (QS. Al-Baqarah: 144). Maka sejak itu, beliau pun menghadap ke Ka’bah."

(HR. Bukhari)

Ini menegaskan bahwa Baitul Maqdis adalah qiblat pertama umat Islam.

4. Pahala Shalat di Masjid Al-Aqsha

Dari Abu Dzar ra, ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ:

"Ya Rasulullah, manakah shalat yang lebih utama: shalat di Masjid Rasulullah atau di Masjid Baitul Maqdis?" Beliau menjawab:

‘Shalat di masjidku ini lebih utama sedikit dari padanya. Tetapi alangkah baiknya bila engkau shalat di sana, karena ia adalah tempat berkumpul dan kebangkitan (pada hari kiamat).’"

(HR. Al-Hakim dan Ahmad)

Dalam riwayat lain disebutkan: “Shalat di Masjid Al-Aqsha setara dengan 500 shalat di masjid lain.”

5. Perjalanan Isra’ Nabi ﷺ

Dari Malik bin Anas ra, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Aku didatangkan Buraq, seekor hewan berwarna putih, lebih besar dari keledai, lebih kecil dari bagal, yang langkahnya sejauh mata memandang. Aku menungganginya hingga sampai di Baitul Maqdis, lalu aku mengikatnya di tempat para nabi biasa mengikat kendaraan mereka. Kemudian aku masuk ke masjid, shalat dua rakaat, lalu keluar."

(HR. Muslim)

Hadis ini menjelaskan perjalanan Isra’ Nabi ﷺ ke Al-Aqsha, yang menjadi awal mi’raj beliau ke langit.

6. Doa Nabi Sulaiman

Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash ra, Rasulullah ﷺ bersabda:

*"Ketika Nabi Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis, ia berdoa kepada Allah memohon tiga hal:

Hukum yang sesuai dengan hukum Allah,

Kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorang pun setelahnya,

Dan siapa pun yang datang ke masjid ini hanya untuk shalat, agar ia keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.*

Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Dua permintaan dikabulkan, dan aku berharap yang ketiga juga diberikan kepadanya.’"

(HR. Ahmad, disahihkan oleh Al-Albani)

7. Wasiat Nabi Musa

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Malaikat maut mendatangi Nabi Musa, lalu Musa meminta agar Allah mendekatkan dirinya ke tanah suci sejauh lemparan batu. Seandainya aku (Rasulullah ﷺ) berada di sana, tentu aku akan menunjukkan kuburnya kepada kalian, yang berada di samping bukit pasir merah."

(HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan betapa Nabi Musa pun ingin wafat di dekat tanah suci Palestina.

8. Salah Satu Tanda Kiamat

Dari Malik bin Anas ra, Nabi ﷺ bersabda:

"Hitunglah enam tanda sebelum datangnya Kiamat: wafatku, penaklukan Baitul Maqdis, merebaknya wabah yang membunuh kalian banyak sekali, melimpahnya harta hingga seseorang diberi seratus dinar namun ia tidak puas, fitnah besar yang masuk ke setiap rumah orang Arab, dan perjanjian damai antara kalian dengan Bani Asfar (Romawi) yang kemudian mereka berkhianat dan menyerang kalian di bawah 80 bendera."

(HR. Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa penaklukan Baitul Maqdis adalah salah satu tanda besar menjelang kiamat.

9. Keutamaan Menetap di Baitul Maqdis

Banyak sahabat Nabi ﷺ berusaha tinggal di Baitul Maqdis atau sekitarnya. Di antaranya Umar bin Khattab, Abu Ubaidah bin Jarrah, Muadz bin Jabal, Salman Al-Farisi, Abu Darda, dan lain-lain.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

"Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, mereka tidak akan dilemahkan oleh musuh-musuh mereka, sampai datang ketentuan Allah. Mereka itu berada di sekitar Baitul Maqdis dan sekitarnya."

(HR. Ahmad)

10. Anjuran Berkunjung dan Memberi Minyak untuk Lampu Masjid Al-Aqsha

Dari Maimunah, hamba sahaya Nabi ﷺ, ia berkata:

"Aku bertanya: ‘Wahai Rasulullah, berilah kami fatwa tentang Baitul Maqdis.’ Beliau menjawab: ‘Itu adalah tanah mahsyar dan tanah kebangkitan. Datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Jika kalian tidak mampu mendatanginya, maka kirimkanlah minyak untuk lampunya, karena siapa pun yang memberinya minyak, seakan-akan ia telah shalat di dalamnya.’"

(HR. Ibnu Majah, shahih menurut Al-Albani)

Kesimpulan:

Hadis-hadis Nabi ﷺ menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsha dan Baitul Maqdis adalah pusat peradaban Islam, qiblat pertama, tempat Isra’ Mi’raj, tanah berkah para nabi, serta menjadi titik penting peristiwa akhir zaman. Umat Islam memiliki kewajiban moral, spiritual, dan sejarah untuk menjaganya dari penodaan penjajah.

Artikel Terkait